RSS Subscribe

Jumat, 03 Oktober 2008

Ratapan Kerinduan =(

Al khobar KSA
28 Sept 2008
16.28 - menunggu berbuka...sendiri-

sore ini, aku berbuka sendiri (lagi). setelah 2 hari kemaren berbuka bersama temen2 indo, akhirnya hari ini aku memutuskan berbuka sendiri saja.
Di kamar hotel, aku sendiri lagi. Sudah hampir 7 hari tinggal di hotel, mewah, fasilitas lengkap, namun sendiri.

Semakin menyadarkan aku, harta, dan tahta dunia tidak berarti apa-apa tanpa kehadiran orang terkasih.
Keluargaku...aku sangaaat merindukan mereka...merindukan saat-saat menanti berbuka bersama. Atau ketika bergegas ke masjid setelah Ashar,
mengajar di TPA bersama-sama teman kompleks, bertemu adik2 santri, itulah kebahagiaan yang tak akan pernah tergantikan dengan uang seberapapun...

namun, ini mungkin telah menjadi jalan hidupku...

inilah pilihan hidupku untuk melanjutkan ritme kehidupan baru yang (harus) terus bergulir.
Teringat pesan dari Om Budi* sebelum aku berangkat kerja..
"Untuk menggelindingkan batu besar itu, butuh tenaga ekstra! Butuh "momentum" yang besar untuk menggerakkannya.
Namun ketika batu itu sudah bergulir, maka batu itu akan bergerak tanpa terhentikan..."

Om ku yang satu itu memang sudah melanglang buana di dunia perminyakan, sudah lebih dari 18 tahun bergelut di bidang ini, sehingga ia tahu
bahwa pilihanku untuk bekerja di perusahaan ini di awal kerjanya ibarat berusaha menggelindingkan batu besar, sangat besar!!
Namun ia sangat menghormati keputusanku memilih bekerja di perusahaan ini, daripada aku menerima pekerjaan di perusahaan lain yang cenderung "behind the desk".

yah aku memegang teguh pesan itu.

Pagi ini pun, aku menelpon orang tua ku..(yang ternyata karena menggunakan nomor lokal, providernya namanya "mobily", nelpon ke nomer hape ibu gak mahal! masa 14 menit hanya habis 15 SR. yaaah kira2 40 rebu rupiah kurang dikit)
rinduuuu sekali untuk bertemu, namun apa daya hanya bisa berbincang lewat telepon..tapi aku tetap bersyukur.
Berbicara dengan Ibu...rasanya sejuuuuk sekali...duuuh senangnyaa..

setelah itu, aku berbicara dengan Papa...

tahu gak???

selama berbicara hampir 10 menit dengan beliau...aku menahan suaraku yang mendadak serak...
aku hampir terisak! nafasku sempat tercekat! beliau ini ketika aku pergi Kerja praktek di Jambi, ketika aku Tugas Akhir di Jakarta, ketika Magang kerja 6 minggu di Jakarta juga,
dan dimanapun ketika aku pergi jauh...beliau selalu menelponku!
dulu aku merasa, sungguh menyebalkan...kaya anak kecil aja sedikit2 ditelpon...astagfirullaaaah...

Namun, kali ini justru suara darinya yang selalu aku nantikan...

Aku tercekat,,,tanpa sanggup bersuara beberapa detik lamanya..ingin aku menangis minta maaf...bilang sangat merindukannya.
tapi aku tak mau,,,aku tak ingin membuatnya sedih ataupun mengganggu pikirannya.
Ku tarik napas pelaaan pelaaan,,,agar tak ketahuan saat itu aku menahan sedih.

Papa berpesan, " febi...inget tiga hal! kamu mesti rajin! jadilah yang terbaik! atau paling tidak selalu lakukan yang terbaik!
kedua, inget jangan ceroboh! kamu itu sering ceroboh...-aku mengulum senyum saat mendengar pesan yang ini...dia paling ngerti tentang anak2nya-
yang terakhir bagaimanamun dalam meniti karir,,,jangan sampai menggunakan "jurus katak"! hah? apa maksudnya tuh pa? jawabku. Kamu tau kan katak?
kalo berenang trus mau ke darat, kakinya kemana-mana...menginjak-injak orang yang dibelakang/dibawahnya. Nah, kamu jangan sampe gitu..kalo kamu mau karirmu naek,,jangan sampai menginjak orang2 dibawahmu!
-aku serius sekali mendengarkan pesan ini...yah, jangan make jurus katak! insyaAllah aku gak...amin2-

akhirnya pembicaraan di telepon selesai.

saat kututup telepon,,,
fyuuuuh...tak terasa air mata telah meleleh...membasahi kedua pipiku yang 20 tahun yang lalu senantiasa dibelai oleh mereka.
tak sanggup kutahan rasa itu...namun segera aku mengambil mushaf (Quran) pemberian Mas ku, mas gestan, yang semoga Allah selalu melimpahinya dan keluarganya dengan kebaikan.
ku baca Mushaf agar aku tak berlarut-larut dalam kesedihan dan rindu yang makin dalam...
"...hanya dengan mengingat Allah lah hatimu akan tenang..."

Ajaib! aku berhasil menguasai perasaan ini...berganti dengan semangat yang membakar dan menyala!
Ya Allaaah..permudahkanlah jalan hambaMu ini...hamba mencari nafkah demi keluarga, orang tuaku yang tercinta...aku ingin memberikan sedikit usaha dari peluh dan keringat.
aku ingin berupaya membayar tetesan keringat, dan air mata mereka...walaupun harus dengan tetesan darahku sekalipun.
Sunggingan senyum dan bangga dari mereka...itulah yang aku mau..jadikanlah aku termasuk anak yang shaleh ya Rabb!

amin...

-gv-


*Buat Om Budi tercinta...semoga Rahmat Allah senantiasa dianugrahkan kepada keluargamu.

Tidak ada komentar: