Terletak di dekat Jembatan Sekayu, (sebelah timur kota Ponorogo). Menu yang ditawarkan sangat jitu! Sepiring nasi pecel dengan sambel pecel yang sangat khas, ditemani dengan secangkir teh hangat yang terasa sangat wangi. Membuat lidah berdansa tiada henti hingga perut kekenyangan. he he he...
Nasi pecel di sini menjadi lebih spesial karena bersama sayur-mayur, juga dihidangkan peyek ikan kali dan peyek udangnya yang renyah dan gurih...juga ditambah suguhan ikal kali goreng yang mantap abizzz!
Jangan membayangkan semua menu istimewa tadi seharga makan di kota, bayangkan saja...! Sepiring penuh nasi pecel ditambah lauk setumpuk tadi dihargai Rp. 3500, pun teh hangat wangi tadi cuma seharga Rp. 500.
Jika ingin menambah sepiring ikan kali goreng yang gurih plus renyah cukup menambah Rp 2.500. Maka tak heran, jika hampir setiap pagi dari jam 6.30 - 8.00 pagi antrian menjadi sangat panjang dan harus cukup bersabar. Sekedar info, warung ini buka dari jam 6.00 - 11.00 pagi, jadi bagi temen2 yang kebetulan melewati Ponorogo, gak ada salahnya mampir mencicipi Nasi Pecel Iwak Kali Bu Mesiyem ini. Selamat Mencoba!
Warung Welirang – “Bothok Tawon”-
Ini nama sebuah warung yang terletak di sebelah agak utara-barat kota Ponorogo. Warung yang sangat mantap sebagai rujukan makan siang dengan menu andalan ”Bothok Tawon” nya yang Yahuud!, suasana yang ditawarkan cukup nyaman. Menu utama nya adalah nasi putih sayur asem, dan untuk tambahannnya cukup bervariasi. Dengan menambah ”Bothok Tawon”, atau ”Garang Asem” atau juga ”Bothok Lamtoro” yang tak kalah lezatos...Hmmmm...rasa-rasanya seperti yang dibilangin guru2 SD, Empat Sehat Lima Sempurnaaa...hohohohoho...
Weeetsss....sempurna nya bukan gara2 minuman SUSU nya, tapi karena ada Es Blewah yang suegerrrrr....huhuuuuY! Gak rugi buat nyoba...
Gethuk Golan
Nah, tadi tuh sengaja diurutkan dari menu pagi-siang dan ini berlanjut untuk menu sore. Tapi, bukan untuk dinner lowh! Ini hanya buat menu tambahan ketika sore (jam 4-6 sore) sambil nungguin waktu dinner.
"Gethuk", nama makanan yang terbuat dari ketela, ato singkong ini cukup enak dan mengenyangkan. Sangat berbeda dari gethuk yang dijual di kota-kota lainnya...ini pembuatannya masih sangat tradisional, jadi konon kabarnya supaya citarasa nya terjaga. Tapi beneran deh, rasanya kalo boleh dikasih skala dari 1-10, jujur aku kasih 7,5! Sedangkan gethuk yang dijogja ato solo ato kota laennya, yaaah kira2 Cuma 5-6 lah!
Mo taw rahasianya? Gini neh...Singkong yang udah dijemur hingga kering, kemudian ditumbuk-tumbuk hingga menjadi sebuah adonan yang sangat lengket dan kenyal. Di tempat ini para pelanggan bisa ngliat langsung proses menumbuknya yang masih sangat tradisional, menggunakan wadah tumbukan dari batang kayu (semacam tumbukan padi jaman dulu yang sering disebut ALU) singkong ini ditumbuk dengan kesabaran yang lemayan tinggi. (Buset, aku pernah nyobain rasanya numbuk, uuufhhh…sekali GEBRAK!, tenaga ku langsung melorot…huahahaha…) padahal dibutuhkan berulang kali tumbukan hanya untuk mendapatkan sebuah adonan seukuran kue tart besar. Padahal, dalam sehari mereka habis 9 buah adonan. Weleh weleeeh…
Kabar gembira nya adalah dalam satu prosi lengkap, yakni ada campuran ”ketan” nya, Cuma dihargai Rp.1000,-, kalo Cuma make gethuk nya ajah Cuma Rp.500 dengan porsi yang lebih sedikit.
* aku siy beranggapan, rahasia dibalik kenikmatan citarasa gethuk ini mungkin dikarenakan kringat bapak2 dan mas2 yang numbuk ikut bercampur ma gethuknya…walhasil rasanya Yahuud! huahahahahaha…
1 komentar:
Widiihh kuliner ekstrim , ane sih kaga berani nyobain hahaha jijik bray
Posting Komentar