RSS Subscribe

Selasa, 19 Agustus 2008

Hidup adalah Pilihan (1)

Aku terinspirasi dari pengalaman-pengalaman pribadi yang tanpa disadari bahwa Hidupku terdiri atas serakan-serakan pilihan-pilihan hidup yang perlu aku kumpulkan dan rangkai kembali sehingga nantinya menjadi sebuah album sejarah hidupku yang memesona! Yak! tanpa disadari, namun itulah hidup kita....-keinginan nulis ini muncul ketika aku berada dalam gerbong kereta bisnis Senja Utama, duduk di lantai kereta yang kumuh dan beralaskan koran sambil menggenggam sebuah tiket resmi dengan status "Tanpa Tempat Duduk!"

aku teringat ketika kecil, aku disodori dengan pilihan mau permen yang manis atau sebuah kue gurih.
atau ketika itu aku harus memilih, aku ikut berjualan kelereng dengan kakakku atau tidak? kalau tidak ikut lantaran malu, tentu gak ada tambahan uang jajan!...kalo ikut...?! yaaah, gengsi neh...masa jualan kelereng!? ha ha ha
(Masih teramat sederhana sekali pilihan itu..)

Beberapa tahun berikutnya menginjak bangku Sekolah Dasar, pilihan-pilihan yang ada berkembang, namun masih tetap saja sederhana..aku dihadapkan pada pilihan semisal, pada saat membeli sepatu model sepatu apa yang aku pilih. Ibuku dan ayahku saat itu bergaji pas-pasan..maka walaupun memilih, tidaklah susah...karena model sepatu yang murah tidak terlalu banyak..ha ha ha...!
Di kesempatan lainnya, pilihan mencari ikan disawah depan rumah pagi-pagi buta , ataukah pergi ketika waktu sedikit terang dengan resiko ketahuan Ortu trus kena marah?! :)) (saat itu aku memilih untuk kabur pagi-pagi buta...dan ketika mendapat ikan aku senang bukan main! hwakakakaka..)
Tapi pernah ada pilihan yang menuntutku sedikit berpikir rumit adalah,terpicu maklumat Pamanku yang menyatakan "kalo aku juara 1 di kelas, aku bakal dibeliin Tamiya!" -saat itu aku cuma berkutat pada ranking 3-5-.
So, pilihan saat itu di benakku ada 2! Belajar lebih keras, juara dan Tamiya! atau belajar santai sajalaaah...toh juara 3,4, ato 5 pasti ditangan, dan berharap Ortu ku akan tersentuh tampang melas dan membelikan Tamiya...huahahahaha....!
Tapi, akhirnya aku memilih,dan dalam benakku hanya aku harus Belajar Keras, Juara 1 dan...TAMIYA!!!
(tidak perlu pemikiran yang rumit,masih sangat sederhana dan polos)
Namun, sebagai catatan, masa2 SD ku ada juga saat dimana aku tak diberikan kesempatan memilih...aku ingat sekali, ketika lebaran, bagi kebanyakan orang mereka sibuk memilih model baju baru, sedangkan aku tanpa pilihan...terkadang tau-tau ibuku membelikanku baju yang seragam dengan adikku...aku tau, lebih murah memang ketika membeli baju yang sama dua sekaligus! tak ada bantahan, walaupun sempat aku merasa jengkel dengan keadaan ini. Tapi entah kenapa, aku maklum dengan kondisi kami saat itu...kembali lagi, gaji ortu ku pas-pasan! keadaan tidak bisa memilih baju lebaran ini berlangsung hingga aku SMP klas 2.


Beranjak ke bangku SMP, pilihan mulai sedikit beragam dan lebih kompleks. (tapi aku baru menyadari pada detik ini, bahwa aku yakin Allah akan menghadapkan pilihan-pilihan hidup sesuai dengan kemampuan kita.) Ketika, berangkat sekolah yang berjarak lumayan jauh aku mendapati dua pilihan...yakni dengan naik sepeda sehingga otomatis uang saku utuh, atau opsi kedua dengan naek bis umum. Tidak capek, dan tanpa keringat namun uang saku terpotong?! pilihan yang terkesan sederhana namun percayalah itu tak mudah..dan ku pilih naek bus karena pernah sekali mencoba bersepeda dan akhirnya teparrr! ha ha ha
atau pilihan lainnya masalah romance, dimana saat pertama kalinya aku tertarik dengan seorang cewek, adek kelasku sendiri, padahal sebelumnya aku belum pernah sekalipun punya pengalaman berkenalan langsung dengan gadis yang ku taksir... aseli itu HOROR!!! dan itu sebuah pilihan yang cukup sulit! Berkenalan dengan resiko malu bercampur grogi yang membumbung tinggi? atau membiarkan kesempatan itu lenyap tanpa peduli dan pernah mencoba, sambil berharap kesempatan lain akan datang?
akhirnya aku memberanikan diri mencoba berkenalan dan mendekatinya...walaupun gagal, tapi disitulah satu dari sekian titik balik dimana Allah mengajarkan padaku kedewasaan untuk tidak takut gagal.
atau ketika aku lebih memilih untuk berlagak "preman" di kelas, dan jago dihadapan teman2 padahal di sisi lain sebenarnya aku pun bisa memutuskan untuk menjadi seorang yang alim, pendiem dan kalem..sungguh pilihan yang cukup membuat diriku saat ini hanya geleng-geleng. he he...
Itu semua adalah pilihan yang kadang ketika kita mencoba memanggilnya kembali dari ingatan kita, akan membuat kita tersenyum lucu atau bahkan menertawakan betapa bodohnya kita dulu...atau yang hebat adalah ketika ternyata kita tersenyum lebar sembari berbangga hati akan keputusan yang sudah pernah kita buat, oleh karena.....Hidup adalah Pilihan!

bersambung...

Tidak ada komentar: